Minggu, 14 Februari 2016

Mencari informasi sedalam-dalamnya dan sedetil-detilnya sebelum melakukan perjalanan panjang adalah hal yang mutlak harus dilakukan bagi saya dan saya sangat terbantu sekali dari para bloggers yang sudah melakukan perjalanan. Kali ini merupakan pertama kali saya menulis blog karena saya ingin berbagi pengalaman dan informasi dari perjalanan yang telah saya lakukan agar menjadi bahan referansi bagi teman-teman sekalian yang nantinya membutuhkan informasi ini.



2 Tahun lalu, saya dan istri sudah merencanakan akan melakukan perjalanan keliling Eropa, namun Alhamdulilah awal Mei 2015 ini sudah terealisasikan, adapun itinerary perjalanan kami Istanbul-Cappadocia-Roma-Geneva-Zermatt-Paris-Barcelona.


Berbekal modal dasar yang sangat penting, yaitu Internet mulai lah saya melakukan pencarian informasi terkini dan ter-uptodate dari mulai Desember 2014, itinerary nya bisa di download disini ITINERARY

Sebelumnya saya sudah menulis perjalanan kami di Turki (disini), ini cerita kami saat berada di Roma Italia.



Selasa, 05 Mei 2015, Goreme (Cappadocia), Turki - Rome, Italy 

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 dan pesawat kami pun take off dari Kayseri Airport - Goreme menuju Sabiha Gokcen - Istanbul untuk transit dan berlanjut kembali menggunakan Pegassus Airline menuju Rome, Italy. 



Tak terasa 5 jam perjalanan sudah dilalui, sekarang sudah pukul 18.30, dan kami pun mendarat di bandara Fiumicino Airport. Yup, akhirnya kami menjejakkan kaki di Italy. Di kota Roma terdapat 2 bandara yaitu Fiumicino Airport dan Ciampino Airport, biasanya kalau Budget Air itu selalu mendarat di Fiumcino Airport tapi kalau yang non Budget Air biasanya mendarat di Ciampino Airport. 

Begitu keluar dari gate kami langsung menuju baggage claim buat mengambil koper dan langsung mencari kereta Metro, oya sebelumnya kami mampir dulu di Tourist Information buat mengambil Rome Pass yang sudah saya beli via online, waktu itu saya beli Rome Pass 48 Hour (Gratis masuk 1x museum, Gratis naik bus dan metro selama 2 hari semenjak kartunya diaktifkan - Harganya 28€). Sehabis itu langsung jalan menuju stasiun metro.

Dari Fiumcino Airport ada berbagai transportasi seperti Bus, Taksi, dan kereta. Kami lebih memilih kereta karena waktu sudah malam dan kami ingin tidak ingin mencari hotel sambil geret-geret koper di malam hari. Kereta yang membawa kami dari Fiumcino Airport ke Kota Roma adalah The Leonardo Express (Kereta Non-stop dari Fiumcino menuju Termini Station). Harga tiketnya adalah 14€ (cukup mahal) dengan durasi waktu 32 Menit, atau jika mau lebih murah bisa mengambil opsi dengan Shuttle Bus SIT (disini) yang ongkosnya hanya 8€ dan berangkat dari Terminal 3 menuju Piazza dei Cinquecento (Sebuah Plaza besar di depan Termini Station) yang keberangkatannya 15 menit sekali ada.

Back to story, kami membeli tiketnya di Ticket Kiosk, jangan lupa setelah beli di verifikasi dulu di mesin verifikasinya (kayak mesin EDC Kartu kredit yang ditaro di box lonjong) lalu kami pun menanti sambil memantau layar di platform mana kereta kami akan tiba.


Istri lagi mengamati tiket di Fiumcino Airport, mesin lonjong warna hijau putih di belakang adalah mesin verifikasinya 
Selfie di Termini Station bersama The Leonardo Express
Kami pun tiba pukul 19.30 di Termini Station, begitu keluar langsung mencari jalan ke Metro Termini Station yang berada di lantai bawah, karena meskipun hotel kami dekat dengan Termini Station namun jika ditempuh dengan jalan kaki bersama koper yang besar itu akan cukup merepotkan sehingga kami memutukan untuk naik metro untuk ke stasiun berikutnya (karena jaraknya lebih dekat). Berhubung kami membeli Roma Pass untuk 2 hari dan kami tinggal selama 3 hari, jadi kami tidak mengaktifkannya hari ini. Untuk akses ke metronya cukup beli tiket di Ticket Machine seharga 1,60€, lalu kami pun langsung menuju metro (Rome Metro Map Download disini)

Oya kami menginap di Hotel Central Lodge Termini (Reviewnya), hotelnya dekat dengan Vittoria Emannuelle Metro Station (1 stop dari Termini Station ke arah Anagnina menggunakan line Metro A), jadi kami hanya turun di stasiun berikutnya dari Termini Station yang dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 5 Menit. Langsung saja kami check-in dan segera ke kamar untuk beristirahat. Hotelnya bagus dan bersih, kamarnya besar dengan 2 tempat tidur dan staffnya sangat baik sekali.


Rabu, 06 Mei 2015, Rome, Italy

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, yup saatnya kami bergegas bangun dan bersiap diri, berhubung disini tidak mendapat breakfast jadi kami mmembuat sendiri braekfast nya berupa Mie Gelas. Kami menyesal tidak membawa termos listrik, soalnya disini tidak ada termos listrik. Jadi kami membuatnya dari air panas yang berasal dari kran kamar mandi (katanya sih aman)



Hari ini rute kami akan mengunjungi Colosseum - Roman Forum - Piazza Venezia & Vittorio Emannuelle Monument - Pantheon - Fontana Di Trevi - Piazza Di Spagna & Spanish Steps - Piazza Del Papolo atau kami menyebutnya jalur utara, karena semuanya satu arah ke arah utara.

Jam 09.00 kami sudah keluar dari hotel dan berjalan kaki menuju Colloseum dengan hati senang kareta tak sabar melihat kemegahan Colloseum. Kami berjalan kurang lebih 15 menit dan sampailah di hadapan Colosseum tak lupa kami pun langsung mengantri untuk masuk (Tips: usahakan beli tiketnya online, jadi tidak usah mengantri membeli tiket, sedangkan jika memakai Rome Pass akan jadi gratis masuk bila Coloseum adalah tempat pertama kali datang) atau Jika membeli tiket on site harganya 12€ (ini Coloseum website)

Yup, Coloseum merupakan adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian pada tahun 72 M. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre, yang termasuk salah satu dari 69 Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus pada tahun 80 M, dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun. Colloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton.

Selfie lagi di Lantai 2 Colosseum (di dalam Arena) 
Kami dan Colosseum 

Tidak terasa 1 jam telah berlalu kami mengitari dan mengagumi Colosseum ini baik itu di lantai dasarnya maupun di lantai 2 nya, sampai saya membayangkan ribuan pertarungan yang telah berlangsung di arena Colosseum ini (Konon katanya ribuan orang juga tewas di arena ini).



Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan ke Roman Forum, Roman Forum (bahasa Latin: Forum Romanum, bahasa Italia: Foro Romano) adalah sebuah forum (plaza) persegi yang dikelilingi oleh reruntuhan sejumlah bangunan pemerintahan kuno di pusat kota Roma. Warga kota kuno menyebut alun-alun yang dulunya pasar ini Forum Magnum, atau Forum saja, untuk masuk ke dalam kita harus membayar 12€.

Selama berabad-abad, forum ini merupakan pusat kehidupan masyarakat Romawi, tempat prosesi kemenangan dan pemilihan umum, tempat pidato umum, pengadilan kriminal, dan pertandingan gladiator, dan inti dari segala aktivitas perdagangan. Di sini, berbagai patung dan monumen menjadi tugu peringatan bagi para pahlawan kota. Sebagai jantung Romawi kuno, forum ini disebut-sebut sebagai tempat pertemuan paling ramai sepanjang sejarah dunia. Terletak di lembah kecil antara Bukit Palatine (Palatine Hill) dan Capitoline, forum ini sekarang merupakan kumpulan reruntuhan arsitektur dan galian arkeologis yang menarik sejumlah wisatawan.

Tempatnya besar sekali, mungkin bisa habis 2 - 3 jam untuk mengeksplor wilayah ini beserta melihat struktur yang masih ada diantaranya Tabularium, Tangga Gemonian,Kuil Saturn, Kuil Vespasian dan Titus, Gerbang Septimius Severus, Curia Julia, Rostra, Basilika Aemilia, Alun-Alun Utama Forum, Basilika Iulia, Kuil Caesar,Regia, Kuil Castor dan Pollux, Kuil Vesta, Kuil Antonius dan Faustina (kami juga tidak ingat yang mana struktur-strukturnya). Enaknya sambil mengunjungi Roman Forum ini jangan lupa membawa bekal makanan, soalnya di dalam tidak ada yang jual makanan maupun minuman, sekaligus kita bisa piknik di dalemnya loh serta jangan lupa belajar sejarahnya terlebih dahulu sebelum mengunjungi situs ini.

Sambil istirahat selfie dengan Temple of Antoninus and Faustina
Roman Forum Panoramic View Dari belakang Temple of Vestpasian
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, saatnya kami mencari makan siang dan kami pun segera keluar dari situs Roman Forum ini. Tidak jauh dari lokasi Exit Roma Forum yang ke arah Via Fori Imperiali, ada pertigaan antara Via Fori Imperiali dan Via Cavour disana ada Restaurant namanya Imperiale Ristorante Pizzeria. Restorannya tepat dipinggir jalan Via Cavour, lalu kami mengambil meja di sisi luar sambil menikmati pemandangan Kota Roma terlebih lagi disini ada Free Wifi (Kami fakir wifi, jadi update selalu dilakukan bila ada free wifi) dan Logo Trip Advisor (menurut pengalaman kami, setiap restoran yg ada logo trip advisornya, selalu enak dan terkadang murah) dan memesan Roast Chicken, Salmon Fettucini, Orange Juice dan Coca Cola. Begitu datang makanan kami ternyata porsinya besar sekali, disinilah kami belajar untuk ke depannya untuk memesan 1 porsi untuk kami berdua, by the way makanannya sangat lezat dan menghabiskan biaya 32€ (karena ingin coba makan di cafe).

Rekam jejak Restoran Imperiale Ristorante Pizzeria
Menu Makan Siang 

Yup, setelah menikmati makan siang saatnya menjelajah kembali menuju Piazza Venezia melalui Via Fori Dei Fori Imperioli, Via Dei Fori Imperioli merupakan jalan yang dibangun dalam era Benito Musolini yang dibuka pada tahun 1932 dan diresmikan dengan memimpin Parade Veteran Militer Perang Dunia Ke 1. Di sepanjang jalan ini kami melihat Forum of Trajan, Forum of Augustus dan Forum of Nerva serta diujung jalan ini kami menemukan Gereja Santa Maria Di Loreto, yaitu gereja yang dibangun pada tahun 1507 atas izin dari Pope Alexander VI.

Gereja Santa Maria Di Loreto 

Tak jauh dari Gereja Santa Maria Di Loreto, sampai lah kami di Piazza Venezia dimana di depannya kami menemukan Monument to Vittorio Emmanuel II, sebuah monument yang didirikan untuk menghormati Victor Emmanuel yang merupakan Raja pertama Italy. Monument ini dibangun pada tahun 1911 yang diotaki oleh Giuseppe Sacconi dan dikategorikan sebagai bangunan yang besar untuk sebuah monumen dimana membutuhkan 17.000 meter persegi.

Kami bersama Monument To Vittorio Emmanuel II dan Santa Maria Di Loreto Church di Piazza Venezia
Monument to Vittorio Emmanuel II 
Cuacanya cerah namun cukup gerah berbeda dengan turki, suhu sekitar 27 Derajat Celcius, sehingga rasa haus membuat tenggorokan kami kering, saatnya coffe break di bawah pohon sambil menentukan jalan ke destinasi berikut yakni Pantheon.
Cek Jalur sambil ngaso di Taman Piazza Venezia, sambil melihat orang-orang lalu -lalang 
Hanya 30 menit kami menikmati suasana Piazza Venezia, selanjutnya kami berjalan kembali melalui Via Del Corso, disini sepanjang jalan terdapat banyak toko-toko seperti Zara, Disney Store, GAP, Nike, Puma, Geox, MAC, Levis, dll dimana cukup membuat kami sedikit kurang fokus akibat aktifitas window shopping ini.

Suasana di Via Del Corso, aneka toko seperti layaknya pusat perbelanjaan 

Sambil window shopping kami melanjutkan perjalanan dan menemukan Via Del Seminario lalu belok kiri, Yup ini jalan menuju Pantheon, Pantheon Dalam bahasa Latin dan Yunani, berarti “kuil semua dewa”, bangunan yang didirikan oleh Marcus Vipsanius Agrippa, pada tahun 27 SM untuk memperingati kemenangan tentara Octavianus dalam Pertempuran Actium yang berlangsung pada tahun 31 SM. Pertempuran ini terjadi antara tentara Oktavianus melawan pasukan gabungan Mark Antony dan Cleopatra.Namun pada tahun 80 M bangunan ini hancur akibat kebakaran besar yang kemudian di restorasi kembali pada tahun 125 M oleh Kaisar Hadrian.



Di kubah Pantheon terdapat celah yang dikenal sebagai “The Oculus” yang membuka ke langit. Kubah ini memiliki rancangan rumit dan dihiasi dekorasi perunggu dengan berat sekitar 4.535 ton. Para sejarawan percaya bahwa “The Oculus” melambangkan bahwa kerajaan langit menjaga seluruh Kekaisaran Romawi. digunakan sebagai lubang ventilasi sekaligus tempat masuknya cahaya matahari. Saat turun salju atau hujan, terdapat saluran air yang membantu mengalirkan air yang masuk melalui “The Oculus” .

Pada tahun 609 Masehi, Pantheon diubah menjadi “Chiesa di Santa Maria ad Martyres”, sebuah gereja Katolik. Dimana selama pemerintahan Kepausan, Pantheon digunakan sebagai tempat pemakaman untuk raja dan orang-orang terkenal lainnya termasuk pelukis yang telah memeluk agama Kristen. Pantheon menjadi makam banyak orang terkenal seperti makam Raphael, pelukis (meninggal tahun 1520); Raja Victor Emmanuel II (meninggal tahun 1878); Raja Umberto I (meninggal tahun 1900); Raja Victor Emmanuel III (meninggal tahun 1947), dan masih banyak lagi. Oya, masuk ke Pantheon ini gratis tanpa dipungut biaya.


Pantheon View dari luar
Selfie di tengah Pantheon
Rekam jejak kami di Pantheon 
Kami dan The Oculus

30 menit berlalu kami mengamati dan mempelajari sejarah Pantheon ini, kini kembali mengaspal untuk pergi ke Fontana Di Trevi. Caranya kembali lewat jalan masuk tadi ke arah Via Del Corso lalu menyebrang dan jalan sedikit. Oya, sebelumnya kami menemukan sebuah gereja di sebelah kanan jika berjalan dari arah Pantheon, karena banyak turis yang masuk kami pun mengikuti untuk masuk ke dalam bangunan itu, yang ternyata adalah Gereja St. Ignatius of Loyola at Campus Martius. Gereja ini merupakan bangunan yang didirikan untuk mengenang Ignatius of Loyola (sang pendiri Society of Jesus) yang didirikan antara tahun 1626 sampai dengan 1650. Interior Gereja nya sangat mengagumkan dengan detil-detil interior yang luar biasa.

Detail Interior

Detail Lukisan pada plafon gereja 

Hanya 10 Menit kami berjalan menyusuri gang-gang kecil, dan tibalah kami di tempat wisata kami selanjutnya yaitu Fontana Di Trevi (Trevi Fountain). Fontana Di Trevi adalah sebuah air mancur yang didirikan di kota Roma distrik Trevi dan dibangun di pertemuan 3 jalan (Tre Vie) pada tahun 1762 oleh Nicola Salv. Air mancur ini dahulunya disupply oleh aquaduct sepanjang 22 Km bernama Aqua Virgo sehingga menjadi sumber air untuk kota Roma dan untuk Bath of Agrippa. Sayangnya pada saat kami kesana, air mancur ini sedang dalam proses restorasi, jadi kurang bisa menikmati Trevi Fountain ini, tapi proses selfie dan lempar koin tetap berlangsung. Oya, tradisi lempar koin ini diharuskan memakai tangan kanan, badan membelakangi air mancur, dan lempar ke belakang melewati bahu kiri, yang konon katanya biar bisa balik lagi ke kota Roma (FYI dimasa liburan air mancur tersebut bisa manampung 3.000€ per harinya, yang uangnya disumbangkan ke supermarket Roma buat kaum yang membutuhkan).



Selfie sedikit terganggu dengan alat-alat penopang renovasi 

Seharusnya wujud aslinya seperti ini (sumber Google.com)

Tak begitu lama kami disini, karena proses renovasi membuat kami jadi kurang menikmati ditambah dengan keramaian orang yang padat. Mampir disini tanpa mencoba Gelato ala Roma belumlah lengkap, yup kami membeli Ice Cream Gelato di kedai (ada stiker Trip Advisor) dekat Fontana Di Trevi seharga 3,5€ (pakai cone dan 2 scoop besar) Chocolate chip dan strawberry, panas-panas makan eskrim nikmat tiada duanya sambil duduk manis di pinggir jalan melihat orang-orang berlalu lalang, must to do activity while in Rome.



Setelah makan eskrim, kami pun melanjutkan kembali perjalanan arah utara mengikuti Via Traforo Umberto I, 15 menit kami berjalan kaki dan tibalah kami di Piazza Di Spagna. Piazza Di Spagna merupakan salah satu plaza terbesar dan terkenal di kota Roma. Menjadi terkenal dikarenakan di sekitar plaza tersebut dibangun air mancur Fontana Della Barcaccia, The Bourbon Spanish Embassy, Church of Trinità dei Monti dan The Famous Spanish Steps. Spanish Steps adalah berupa 135 anak tangga yang diresmikan oleh Pope Benedict XIII pada tahun 1725 yang menghubungkan Bourbon Spanish Embassy dengan Gereja Trinita Dei Monti (Sehingga dinamai Spanish Steps).

Di sekitar sini sangat ramai dengan wisatawan sehingga mengundang si tangan panjang untuk beraksi, tas pun kami amankan dan lanjut dengan duduk di anak tangga sambil mengemil dan memperhatikan orang-orang yang sedang selfie dengan gaya aneh-aneh (must to do activity while in Rome).

The Spanish steps
Rekam jejak kami dengan Spanish Steps. 


30 Menit kami menelusuri Piazza Di Spagna dan kami pun siap-siap untuk lanjut jalan menuju Piazza del Papolo. Nah dari Piazza Di Spagna ke Piazza Del Papolo itu akan melewati jalan Via Del Babuino, bagi para pencinta brand-brand kelas wahid seperti Louis Vuitton, Channel, Bulgari, Long Champ, Christian Dior, Prada, dan lainnya tokonya berada di wilayah Via Del Babuino dan Piazza Di Spagna disinilah tempatnya untuk membelanjakan hasil jerih payah anda (kalau kita sih cuman liat2 doang hihihihi...)

Suasana di jalan Via Del Babuino 

Tak begitu lama kami berjalan dan sampailah kami di Piazza Del Papolo, Piazza Del Papolo merupakan sebuah plaza yang luas di kota Roma dan merupakan pintu masuk kota Roma zaman dahulu dari arah utara yang dilindungi oleh The Aurelian Walls dan dijaga dengan pintu gerbang Porta Del Papolo. 

Di tempat ini terdapat beberapa bangunan bersejarah seperti Egyptian Obelisk of Ramesses II From Heliopolis (dibawa ke Roma padda tahun 10 BC), Gereja kembar Santa Maria in Montesanto dan Santa Maria Dei Miracoli, Fontana Del Nettuno. Tempatnya yang luas membuat kami bisa bersantai-santai dengan melihat sekeliling daerah ini.



Panoramic view dari Piazza Del Papolo, Fontana Del Nettuno di kiri, Egyotian Obelisk di tengah, dan dibelakangnya gerbang Porta Del Papolo 

Selfie dengan background The Twin Church Santa Maria in Montesanto (kiri) dan Santa Maria Dei Miracoli (kanan) 

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 dan kami sudah berjalan kurang lebih 12 Km, kaki terasa mulai pegal dan dehidrasi membuat kami cepat letih. Tak sanggup rasanya jika pulang ke hotel jalan kaki lagi, akhirnya kami memutuskan untuk naik Metro. Letak metro dari Piazza Del Papolo cukup dekat, tinggal jalan melalui gerbang Porta Del Papolo lalu menyebrang dan menemukan Flaminio Metro Station, lalu ambil Metro Line A ke arah Anagnina (bisa berhenti di Termini Station). Sebelum pulang kami mampir dulu ke toko kesukaan saya, yup Bikers Apparel Shop Dainese hohohohoho... tapi hanya sekedar lihat-lihat saja mengingat harganya yang menjulang tinggi.

Saya dan toko Dainese Roma 

Pukul 19.20 kami pun tiba di Hotel, langsung merebahkan diri untuk beristirahat sejenak dan menyimpan barang-barang (terutama Backpack yang membuat pundak saya pegal-pegal). Disini kami makan malam di sebelah Hotel, makanan Nepal harganya cukup bersahabat 4,5€ (paket nasi ayam dan sayur dengan porsi jumbo).


Kamis, 07 Mei 2015, Rome, Italy
Alarm berbunyi pukul 08.00 dan kami pun terbangun, hari ini jadwalnya tidak begitu padat mengingat kemarin agenda yang padat membuat stamina kami cukup terkuras, jadi sekarang saatnya santai namun tetap sesuai agenda, yaitu menyusuri Jalur Selatan ke Campo De Fiori - Piazza Navona - Castel St, Angelo - Vatican City.



Jam 10.00 kami sudah keluar dari hotel dan berjalan ke arah Colosseum, disana kami mencoba untuk naik Bus umum untuk pergi ke arah Campo De Fiori. Sesampainya di Colosseum langsung saja kami mencari halte bus dan mencari yang tujuan pemberhentiannya ke Via Corseo Vittori Emanuele II (Di halte bus nya terdapat nama-nama halte pemberhentiannya dari masing-masing trayek bus) namun sayangnya saya lupa kami naik bus yang nomer berapanya.


Cukup lama kami menunggu, bus pun tiba, kami segera masuk. Oya didalam busnya ada mesin untuk verifikasi kartu atau tiket jadi kita tinggal verifikasi, untuk membeli tiket bus bisa di Metro Station atau di Halte Bus yang besar, buat info bus di roma bisa klik disini.

Back to story, sekitar 25 menit perjalanan kami dari Colosseum melewati Piazza Venezia dan tak lama kami pun tiba di Via Corso Vittorio Emanuel II. Dari sana berjalan sedikit ke arah timur dan sampailah kami di Campo Dei Fiori. Campo Dei Fiori adalah sebuah plaza besar yang berada di sebelah barat daya kota Roma Kuno. Plaza ini di dibentuk secara tidak sengaja dengan berfokus pada industri perdagangan pada era Roma Kuno. Di tengah Campo Dei Fiori ini didirikan sebuah patung Giordano Bruno yang merupakan seorang filosofi yang dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah Campo Dei Fiori, akibat dari opininya yang kontroversi mengenai keyakinan Katolik.

Saat ini, Campo Dei Fiori menjadi pasar yang menarik untuk kita eksplor. Aneka dagangan seperti buah, bumbu-bumbu, roti, jajanan pasar, baju-bajuan, dan lainnya dipasarkan disini, sungguh menarik untuk mencari atmosfir berbelanja di pasar lokal.


Selfie dengan pedagang kaos asal India 


Menikmati buah Strawberry dan Raspberry yang segar 

Istri saya dengan background pasar dan patung Giordano Bruno 

Tak berapa lama kemudian, kami pun langsung berjalan ke arah barat (jalan tempat kami datang) untuk kemudian mengunjungi Piazza Navona. Piazza Navona dibangun sekitar pada abad 1 M yang mana pada zaman Roma Kuno Plaza ini dipakai sebagai untuk menonton aneka hiburan. Seiring dengan perkembangan zaman, pada abad 15 - 16 M, daerah ini dibangun untuk menjadi contoh sebagai Baroque Roman Architecture dan Kesenian. Disini terdapat air mancur Fontana Dei Quattro Fiumi (Fontain of Four Rivers) by Gian Lorenzo yang dikombinasikan dengan Obelisk of Domitian yang dibawa dari Circus of Maxentius , Gereja Sant Agnese in Agone, dan Pamphili Palace. Selain itu disini juga dibangun 2 air mancur tambahan yaitu Fontaine Del Moro (di sebelah selatan) dan Fontana Del Neptune (di sebelah utara).



Tempatnya sangat mengasyikkan untuk dipakai nongkrong di pinggir jalan sambil menikmati atmosfir Kota Roma Kuno, jangan lupa beli eskrim Gelatonya dan berselfie ria.


View lengkap Piazza Navona (Sumber: Google.com) 

Istri dan Piazza Navona 

Selfie di depan Fontana Dei Quattro Fiumi (Fontain of Four Rivers) dan Gereja Sant Agnese in Agone 

30 Menit kami mengagumi karya-karya bangunan gaya Baroque Roman Architecture selanjutnya kami berjalan ke arah utara menuju Castel Sant Angelo. Sambil berjalan-jalan santai kami benar-benar menikmati keindahan kota Roma ini dengan gaya arsitekturnya yang khas, sebelum menuju Castel Sant Angelo kami melintasi sungai Tiber (Fiume Tevere). Sungai ini membelah kota Roma yang bermuara ke laut Tyrrhenian (Bagian dari laut Mediterania), sungainya sangat bersih dan enak dipandang (berbeda dengan sungai Citarum di Jakarta).

View Fiume Trevere dan St Pietro 

Selfie dengan gedung Palazzo di Giustizia atau dikenal sebagai Supreme Court of Cassation 

Jarak antara Piazza Navona dan Castel Sant Angelo tidak terlampau jauh, namun di tengah-tengah perjalanan kami menyempatkan diri untuk berisitrahat sejenak di bawah pohon ditemani secangkir Cappucino dan Gelato


Istri beristirahat sambil menikmati Cappucino dan Gelato 

Tak lama kemudian kami pun meninggalkan warung kopi ini dan langsung menuju Castel Sant Angelo (seberang warung kopi) dan langsung masuk melalui pintu depan yang harganya 10,50€, kalau memegang Roma Pass jangan lupa ditunjukkan agar mendapat diskon.



Castel Sant Angelo atau dikenal dengan The Mausoleum of Hadrian, sabuah bangunan berbentuk silinder yang dibangun pada abad ke-2 yang tujuan awalnya adalah akan dijadikan sebagai makam untuk Roman Emperor Hadrian. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kastil ini seringkali beralih fungsi dari mausoleum (makam), Benteng, tempat tinggal Paus, Penjara dan Barak Militer, yang kini dijadikan sebagai Museum. Oya konon katanya dibawah Castel Sant Angelo ini terdapat lorong bawah tanah rahasia yang bisa menuju ke Vatican, dahulu jalan rahasia ini dipakai oleh Pope Clement VII dari serangan Charle's V Landsknechte yang terkenal yakni The Sack OF Rome di tahun 1527.



Bangunannya unik dengan bentuk silinder, begitu masuk kami di suguhi jalan agak menanjak yang memutar untuk sampai ke dalam bangunan, konsepnya agar menyusahkan musuh dalam menyerang. Mengeksplor benteng ini sungguh mengasyikkan dengan aneka sejarah yang bisa kita pelajari, oya kalau kesini jangan lupa untuk naik sampai ke atap Benteng, dimana kita bisa melihat panoramic view of Rome (Dulunya Castel Sant Angelo adalah bangunan tertinggi di kota Roma).


Panoramic view kota Roma dari Castel Sant Angelo 

On the top of Castel Sant Angelo with Rome Panoramic View 

In front of Castel Sant Angelo 

Cukup lama kami mengeksplorasi Benteng ini, setelah itu kami segera melanjutkan perjalanan ke Vatican City, yang letaknya tak jauh dari Castel Sant Angelo. Kami hanya berjalan beberapa menit ke arah Barat, yang tak lama kemudian pun kami sampai di daerah Vatican City. Vatican City merupakan negara merdeka terkecil di dunia, dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk. Vatikan merupakan sebuah enklaf yang berada di dalam wilayah kota Roma di Italia. Vatikan merupakan tempat tinggal Paus dan wilayah Takhta Suci, otoritas pusat Gereja Katolik. Diperkirakan bahwa daerah di kota Roma yang sebelumnya tidak dihuni ini (ager vaticanus) sudah selalu dianggap suci, bahkan sebelum kedatangan agama Kristen. Pada tahun 326, gereja pertama dibangun di atas tempat yang diperkirakan sebagai makam Santo Petrus. Sejak itu, tempat ini semakin banyak dihuni.



Para Paus dalam peran sekuler mereka mulai memperluas pengaruh mereka pada daerah-daerah sekitar dan melalui negara-negara Paus memerintah banyak daerah di semenanjung Italia selama lebih dari seribu tahun hingga pertengahan abad ke-18 ketika seluruh Italia dipersatukan. Pada saat itu daerah negara Paus disita oleh Kerajaan Italia yang baru didirikan.


Lalu pada tahun 1870, dalam gerakan penyatuan Italia, wilayah kekuasaan para pemimpin gereja dimasukkan ke dalam wilayah Italia dan wilayah kekuasaan Paus lebih dikurangi lagi ketika Roma dianeksasi. Namun gereja katolik Roma tidak menerima hal ini dan timbullah konflik antara gereja dan kerajaan Italia yang akhirnya diselesaikan dengan perjanjian Lateran (juga dikenal dengan nama Concordat) yang ditandatangani pada 11 Februari 1929 oleh Kardinal Gaspari yang mewakili Pius XI dan Benito Mussolini yang mewakili Raja Victor Emmanuel III. Isi utama perjanjian ini yaitu diakuinya Negara Vatikan yang berdaulat dan independen di bawah pemerintahan Tahta Suci, status istimewa bagi agama Katolik di Italia, dan ganti rugi terhadap Vatikan atas kerugian yang diderita ketika negara Italia didirikan. Perjanjian Lateran ini tetap diakui, meskipun setelah perang dunia II sistem kerajaan Italia berakhir dan berubah menjadi negara republik. Pada tahun 1984, Concordat ini disesuaikan lagi.

Disini kami tidaki masuk ke dalam Vatican City mengingat antrian yang panjang dan melelahkan, untuk tiket masuk ke Vatican adalah sebesar 16€ dan usahakan untuk membeli ticketnya secara online disini


Berselfie di depan Vatican City 

Istri dan Vatikan, sekalian nyoba ilmu fotografi baru alias baru tau ternyata bisa begini. 

Cukup lama kami disini mengelilingi kompleks luar Vatican City dan waktu sudah menunjukkan pukul 15.45, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke daerah Pantheon (Via Del Corso) lagi karena Istri saya ingin jalan-jalan di pertokoan seputar sana. Caranya di daerah Vatican City terdapat stasiun Metro Line A Ottaviano, naik metro tersebut ke arah Anagnina, dan turun di Barberini Station, begitu keluar jalan ke arah barat ke jalan Via Del Tritone.



Setelah jalan-jalan beberapa jam dan membeli keperluan, saatnya kami pulang dari sini ke Hotel dengan menggunakan Bus, sayangnya kami lupa nomor Busnya, tp dari Via Del Corso tersebut kami naik yang ke arah Coloseum. Sesampainya di hotel tidak lupa membeli perbekalan untuk esok hari di supermarket dan membeli makan malam, lalu kembali beristirahat di hotel.


Jumat, 08 Mei 2015, Rome, Italy

Alarm berbunyi jam 05.00 pagi hari, dan segera bersiap diri untuk berbenah. Hari ini kami berencana akan pergi ke Zermatt - Swiss, tempat yang kami nanti-nantikan, karena disana ada salju abadim dan kami ingin melihat salju dengan mata kepala kami sendiri (maklum baru pertama kali kami bisa lihat salju).



Handphone saya yang sedang terkoneksi dengan wifi hotel berbunyi denggan tanda bahwa ada pesan email masuk. Setelah di cek ternyata penerbangan kami yang jam 09.00 memakai Easy Jet di cancel. Bak petir di siang bolong, 3 jam sebelum keberangkatan kami sudah diberi kabar buruk, harus segera mencari jalan keluar. Kami pun mencoba kembali booking dengan menggunakan Etihad Airways meskipun mahal akan tetapi bagaimana lagi, hari ini kami harus segera ke Swiss, jikalau tidak tiket kereta dan hotel akan hangus. Setelah booking, kami langsung segera check out dan ke Termini Station untuk naik The Leonardo Express ke Fiumicino Airport.

Sesampainya disana, kami membeli sarapan Mcdonald dan mencoba wifi, yang ternyata ada pesan email, bahwa Etihad kami juga di cancel. Ketar ketir kami mencari jalan keluarnya ditambah kami juga heran mengapa tiba-tiba Termini Station dipenuhi dengan para wisatawan. Begitu di cek barulah sadar, ternyata Fiumcino Airport kebakaran hari kemarin, dan flight dari dan menuju Roma dicancel sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan

Bandara Fiumicino Airport Terbakar 

Pantas saja seluruh flight di cancel (hal ini diverifikasi setelah saya menanyakan ke beberapa wisatawan yang ada di Termini Station), akhirnya saya balik lagi ke hotel dan Istri menanti di sebuah Cafe. Tujuan saya adalah menggunakan wifi hotel, mengingat wifi yang ada disana semuanya lambat. 

Begitu sampai, segera merubah itinerary dengan mencari jadwal kereta dari Roma menuju Geneve (jadwal Italy) dan dari Geneve menuju Zermatt (Jadwal Swiss), setelah mencari akhirnya menemukan jadwal terbaik. Yang sayangnya kereta menuju kesana sudah akan berangkat 5 menit lagi. Setelah menentukan, akhirnya saya membooking hotel di Geneve dan harus merelakan hotel di Zermatt hangus 1 malam, dikarenakan jadwal kereta akhir menuju Zermatt tidak bisa kami ikuti.

Saya berterima kasih sekali sama mbak-mbak resepsionis Hotel Lodge yang cantik dan baik, karena memperbolehkan saya menggunakan wifi, padahal sudah check out. Langsung saja saya menuju ke Termini station untuk menjemput Istri dan membeli tiket kereta. Oya antrian membeli ticket di Kiosk Ticket ini sudah mengular panjang akhirnya saya memutuskan membeli di Automatic Vending Ticket Machine, tentunya dengan tanya-tanya pada orang yang disebelah saya yang telah berhasil membeli tiket tersebut.

Tiket sudah di dapat, jadwalnya adalah dari Roma ke Milan, lalu berganti kereta dan Menuju Geneve dengan jam keberangkatan pukul 14.00 dan sekarang masih jam 10.15. Akhirnya kami jalan-jalan di sekitar Termini Station sambil menanti keberangkatan. Untuk naik kereta disini, di tiket selalu tercantum nomer kereta, nomer platform, nomer gerbong, dan nomer tempat duduk, kami selalu memastikan bahwa kereta yang kami tumpangi ini benar dengan menanyakan ke kondektur atau ke penumpang di sebelah kami.

Meskipun panik, tapi stac cool dulu dengan selfie 

Pukul 14.00, kereta pun berangkat dengan tujuan Milan non-stop, keretanya nyaman dan super cepat dengan rata-rata kecepatam 240 Km/jam, 3 jam kemudian pun kami sampai di Milan Centrale dan berlanjtut untuk ganti kereta. Dari Milan ke Geneve membutuhkan waktu sekitar 3,5 jam, namun karena ada delay, kami sampai Geneva jam 22.00. Disini kami hanya transit dengan menginap di Hotel Moderne (Review) hotelnya cukup tua namun cukup nyaman dan dekat dengan Stasiun Kereta, dikarenakan besoknya kami harus mengejar kereta ke Zermatt jam 05.45 pagi hari jadi kami mencari hotel yang dekat dengan stasiun kereta.

Yup, sampai disini dulu perjalanan kami di kota Roma Italy,selanjutnya saya akan men-share perjalanan kami di Zermatt Swiss (masih Tahap pengetikan dan mengingat2)...

1 komentar:

  1. LuckyClub Casino Site Review 2021
    Lucky Club casino is a high-quality online casino that offers 100+ slots from top software providers including Evolution, Microgaming, and Microgaming. Rating: 4 카지노사이트luckclub · ‎Review by LuckyClub.live

    BalasHapus

Catatan Perjalanan Prancis, Paris 3 Hari

Cerita ini berlanjut dari cerita 16 bulan yang lalu, yang akhirnya saya menyempatkan diri kembali untuk menulis, oya sebelumnya saya sudah ...